Kisah
Hubungan Yang Mengharukan
Cinta
itu butuh kesabaran
Sampai
dimanakah kita harus bersabar menanti cinta kita
Banyak orang yang bilang kami adalah pasangan yang serasi.
Lima
tahun berlalu sudah kami berpacaran, sangat tak terasa waktu begitu cepat
berjalan walaupun kita hanya berpacaran
lanjut
nya lagi sambil memelukku dan mencium keningku. Hatiku sedih dengan
keputusannya, tapi tak boleh aku tunjukkan pada nya.
Bahagianya
aku dimanja dengan pacar yang penuh dengan rasa sayang & cintanya walau
terkadang ia bersikap kurang adil terhadapku.
Aku
hanya bisa tersenyum saja, padahal aku ingin bersama pacar.
Hati
ini sedih akan di tinggal pergi olehnya.
Sampai
keesokan harinya, aku terus menangis.. menangisi kepergiannya. Aku tak tahu
mengapa sesedih ini, perasaanku tak enak, tapi aku tak boleh berburuk sangka.
Aku harus percaya apada pacarku. Dia pasti akan selalu menelponku.
Berjauhan
dengan pacar, aku merasa sangat tidak nyaman, aku merasa sendiri. Untunglah aku
mempunyai kesibukan sebagai seorang aktif dibidang otomoif, jadinya aku tak
terlalu kesepian ditinggal pergi ke olehnya.
Aku
menangis.. apa yang bisa aku banggakan lagi
Aku
kangen pada pacarku, aku selalu menunggu ia pulang dan bertanya-tanya, “kapankah
ia segera pulang?” aku tak tahu..
Sementara
pacarku disana, aku tidak tahu mengapa ia selalu marah-marah jika menelponku.
Bagaimana aku akan menceritakan kondisiku jika ia selalu marah-marah
terhadapku..
Lebih
baik aku tutupi dulu tetang hal ini dan aku juga tak mau membuatnya khawatir
selama ia berada di Sabang.
Lebih
baik nanti saja ketika ia sudah pulang, aku akan cerita padanya. Setiap hari
aku menanti suamiku pulang, hari demi hari aku hitung…
Dalam
hatiku bertanya, “mengapa ia sangat cuek?” dan ia sudah tak memanjakanku
lagi. Lalu dia berkata, “sudah malam, kita istirahat yuk!“
“Aku
sholat isya dulu baru aku tidur”, jawabku tenang.
Dalam
sholat dan dalam tidur aku menangis. Ku hitung mundur waktu, kapan aku akan
berbagi cerita dengannya.